Sepertinya masyarakat Indonesia sudah jenuh dengan yang namanya PSSI. Yah, termasuk aku juga. Entah sejak kapan diriku sudah malas nonton Liga Super Indonesia yang diagung-agungkan PSSI sebagai liga nomer satu di ASEAN dan nomer 8 di Asia.
Menurutku, ada benarnya sih pendapat para pengurus PSSI itu. Mana ada liga lain yang membutuhkan keahlian khusus lain selain sepakbola, padahal kita tahu kalo mo main di LSI para pemain selain harus bisa main bola juga WAJIB mengerti sedikit Kung-fu, Pencak Silat, dan Tinju. Wajar aja jadi yang terdepan!
Lucu, aneh, tapi begitulah kondisi sepakbola Indonesia di rezim kepemimpinan yang sekarang ini. Dan ironisnya, kondisi sudah jelas begini masih saja ada tuduhan kalo massa yang bergerak adalah massa bayaran. Buka mata! Teriakan 'Nurdin Turun' sudah berdengung sejak lama. Bahkan ketika Piala AFF Desember kemarin masyarakat yang hadir di stadion GBK membuat tempat itu bergemuruh dengan teriakan 'Nurdin Turun'. Mereka itu bayar tiket loh...bukan dibayar.
Semua masyarakat pecinta bola di Indonesia menginginkan perubahan. Sudah cukup lama bersabar, dan mungkin ini saat yang tepat untuk berubah. Tapi tentu saja perubahan itu tidaklah mudah dan mulus jalannya. Semua mesti tetap bersabar dan hadapi dengan kepala dingin karena di saat-saat begini biasanya gampang disulut oleh provokator sehingga suasana makin keruh.
Hmm..kok jadi serius gini nulisnya...mungkin terpengaruh karena akhir-akhir ini berita di TV selaluuu soal PSSI. :)
Menurutku, ada benarnya sih pendapat para pengurus PSSI itu. Mana ada liga lain yang membutuhkan keahlian khusus lain selain sepakbola, padahal kita tahu kalo mo main di LSI para pemain selain harus bisa main bola juga WAJIB mengerti sedikit Kung-fu, Pencak Silat, dan Tinju. Wajar aja jadi yang terdepan!
Lucu, aneh, tapi begitulah kondisi sepakbola Indonesia di rezim kepemimpinan yang sekarang ini. Dan ironisnya, kondisi sudah jelas begini masih saja ada tuduhan kalo massa yang bergerak adalah massa bayaran. Buka mata! Teriakan 'Nurdin Turun' sudah berdengung sejak lama. Bahkan ketika Piala AFF Desember kemarin masyarakat yang hadir di stadion GBK membuat tempat itu bergemuruh dengan teriakan 'Nurdin Turun'. Mereka itu bayar tiket loh...bukan dibayar.
Semua masyarakat pecinta bola di Indonesia menginginkan perubahan. Sudah cukup lama bersabar, dan mungkin ini saat yang tepat untuk berubah. Tapi tentu saja perubahan itu tidaklah mudah dan mulus jalannya. Semua mesti tetap bersabar dan hadapi dengan kepala dingin karena di saat-saat begini biasanya gampang disulut oleh provokator sehingga suasana makin keruh.
Hmm..kok jadi serius gini nulisnya...mungkin terpengaruh karena akhir-akhir ini berita di TV selaluuu soal PSSI. :)